B I O R E M E D I A S I
Tuesday March 6, 2018.
Phytomedicinal preparations, phytoaccumulators, rhizofilters, phytostabilizers, rhizodegradases, phytodegradases, phytovolates.
1. Bidang Linkungan
Pengolahan semah yan Rama lingerangan and bahaha tamahan semahah tersebut menjadi ramah lingerangan. Contoh bioremediasi dalam lingerang yakni telhan telhan kududuan sampangan dari sephama pabrik, misalan sampangan language oli from Laut Alaska
2. Bidang Industries
Bioremediation is a new source of industry manufacturing technology that has been developed in the search for genuine, contaminated bioremediation at Regenesis Bioremediation Products, Inc., San Clemente.
3. Economy in the field
Bioremediasi menggunakan bahan-bahan alami yang erkelehan ramahliningerang, while middle-middle yang yang dalam paragahanan sephama require biayad yang jauh lebih cheap, sehoh bioremediasi mikejang solusi mode.
4. The field of education
Penganauan microorganism dalam bioremediase dapat mendatan peresinikan tepatang microorganism yang masih belumin dukita secara jela. Pengetahuan ıni akan ışımın dınarın yan besar bagi dunia pendyğı sains.
a. Biostimulants
Biostimulasi adalah suatu proses yang dinkakan melalui eksandan zat gizi certonu yang oleh microorganism (misalnya nutrien and oxygen) atau menstimulasi kondisi lingamingan semikaan rupa (misalnya pakutana aerasi) agar microorganism. Nutritive oxygen given Dalam benuk cair atau gasu, add qi Dalam air atau tanah yan tercemar untuk gebildung utwagen dany aktivatati bakteri remediasi yang telah pekla di Dalam air atau tanah tersebut. But instead, if the condition is not needed, the microbe will not work.
b. Bio-augmentation
Bioaugmentase merupakan atau atau introduksi satu jenis atau lebih microorganism baik yang alami yang yang sudah temeninan sipatan sipat (improved/genetically modified strains). Microorganism yan dapat mendadyamembersihkan kutsan certonu kemuida ke dalam aire atau tanah yang tercemar. But influence his environment yaitu sangat untuk contrere kondisis situs yang tercemar agar microorganismave dapat mengama dengan Optimal microorganism, root yang lissas qi lingungan yang asing kansatis sulit untuk berada Dalam bilaba hal, teknikü bioaugmentasi for us.
c. Natural bioremedies
Bioremediasi jenis ini tadana secara alami (tampa campusr tangan manusia) dalam air atau tanah yang tercemar.
2. Bioremediation in place
Site-based bioremediation can be performed both in situ and ex situ.
a. In-situ bioremediation, waste management process from lokasi sepamah itu berada berada dengan eksepanasi microorganism yang telah ada di lingeran tercemar untuk medegradasinya.
b. Ex-situ bioremediation, yaitu bioremediasi yang dikanda dengan menguk sepaham di suatu lokasi lalu ditempat lain, celetah itu baru dinsarat ke tempat asal. It was then treated with special care using the microbe. Bioremediation o bisu lebih cepat mudah dikontrol dengan in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis contaminan dan jenis tanah yang lebih bemanang.
Secara umum proess bioremidiasi memiliki semilikan keelbang, namun keelbangan tersebut selalu diimbangi dengan lagainga sekidi sekidi. Here are the advantages and disadvantages of bioremediation.
Bioremediation of Celebikhan
* Bioremediasi sangat aman dignakan karena menggunakan microba yang secara alamiah sudah ada dilingkungan.
* Bioremediasi tidak menggunakan atau mendatan bahan kimiya backiya (ramah lingingan).
* Tidak dominates prose pengangangkatan polutan.
*Pengolohanny mudah technique applies to ants provided by bioya.
* Can be deployed in local or external locations.
* Menghapus is likely to eat panjang
Bioremediation Kelemahan
* Tidak semua bahan kimia dapat diolah secara bioremediasi.
* Membutuhkan follow-up yang intense
* Produces an unknown energy product
* Membutuhkan guaranteed location
b) Arthrobacter sp.
Pada kultur yang masih muda Arthrobacter beringut batang yang tidak teratur 0.8 - 1.2 x 1 - 8 micrometers. During the growth process, the segment looks like a cocus with a diameter of 0.6 - 1 micrometer. Gram-positive, tydak berspar, tydak suka asam, aerobic, chemoorganotrope. Memproduksi sedikt atau tidak sama sekali asam and gas yang yang belugadari dari glucose or other carbohydrates. Catalase is positive, the optimum temperature is 25-30°C.
c) Acinetobacter sp.
It has a shape of 0.9-1.6 micrometers and a diameter of 1.5-2.5 micrometers. Berbentuk bulat panjang pada stationary phase futsangnya. Bacteria begin to form spores. Write negative gram selnya adalah and paragraph. Ini bacteria are aerobic and are the final electronic metabolism of oxygen. 20-300C and 33-350C. Bersifate oxidase negative and catalase positive. Bacteria ini memeliki obedience untuk menggunakan rantai hydrocarbon sebagai sumber nutrisi, hego mampu meremidiasi tanah yang tercemar oleh minyak. Bacteria ini bisa menggunakan garam nitrite ammonia data without much nitrogen, akan tepi tidak memiliki inverhan yang signif. D-glucose adalah satu-batunya golongan hexase yan bisa diwanuda ole bakter ini, pentose D-ribose, D-xylose, L-arabinose juga bisa diwanuda sebagai sebagai carbon ole olebibu voltage given.
d) Bacillus sp.
Bacteria Umumnya ini merupakan microorganisms sel tunggal, bertangu batang pendek (biasanya rantai panjang). It has a size of 1.0-1.2 microns and a length of 3/5 microns. It is a gram-positive and aerobic bacterium. Maximum temperature 30-50oC, minimum 5-20oC, pH 4.3-9.3. Other bacteria have other bacteria such as minyak bumi, dimana bakteret ini menggunakan minyak bumi sebagai satu-batunya sumber karbon untuk prodatsa energi and fugatsunya. Because of concentration, bacteria have more than hydrocarbons. Janis Bacillus sp. Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Bacillus Laterospor are commonly used.
Selain dari golongan bakteriya, microbe hydrocarbon pendegradase juega dapat dokanta oleh fungus. Hydrocarbon fungi Pendegradase gyummente veloman dari from the genera Phanerochaete, Cunninghamella, Penicillium, Candida, Sporobolomyces, Cladosporium. Jamur dari shufra ini mendegradase polycyclic aromatic hydrocarbons. Fungi Phanerochaete chrysosporium mampu mendegradase varangal hydrophobic complex pencemar tanah yang persten. Polycyclic aromatic hydrocarbon enzyme ole Phanerochaete chrysosporium menggunakan lignin peroxidase. If H2O2 is present, the lignin peroxidase enzyme yang dikhasilkan akan menarik satu electron darı PAH yang selamantaya mulsinya compounda quinon yang merupakan hasil metabolasa. The benzene ring that has already been separated from the PAH is oxidized to become molecular molecules used by microbes as energy sources, such as CO2.
Also, fungi of the Deuteromycota group (Aspergillus niger, Penicillium glabrum, P. janthinellum, Zygomycete, Cunninghamella elegans), basidiomycetes (Crinipellis stipitaria) degrade polycyclic aromatic hydrocarbons. Cytochrome P-450 monooxygenase enzyme system pada mushroom ini memiliki kemiripan dengan sytem yang militudi mammals. Langkah-langkahnya yaitu tamamangana monophenol, diphenol, dihydrodiol and quinone and taktabi gugus yang larut air (misalnia sulfate, glucuronide, xyloside, glucoside). Senyawa ini merupakan hasil detoxikasi pada jamur and mammals.
2. Pensemaran Logam Berat
It is generally known that metal is a dangerous element on the surface of the earth, so it can be contaminated by metal in the environment. Logam berat specific pesalan in the environment, especially its accumulation in the food chain can cause soil, impact and air poisoning. Inorganic/mineral composition of Bahan pencemar misalya logam-logam berat seperti mercury (Hg), cadmium (Cd), timah hitam (pb), tembaga (Cu), timbal (Pb) and inorganic garam-garam. Bahan pencemar purapa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuhibianya melalui makanan and dapat tertimbun dalam organo-organ Tubuh. The microbe needs the metal as a structural function in the catalyst and as a receptor for donor electrons in energy metabolism.
The ability of microbes to interact with metal includes:
a. Mengikat ион logam янь ада ди мулиганга вечерний пада педава sel серта меня ке делам sel untuk bergeung fungsi sel. For example, the bacteria Thiobaccilus sp. Mampu menggunakan Fe dalam activase enzyme formate dehydrogenazy pada cytochrome.
b. Use of metal as an electron donor or acceptor in energy metabolism.
c. Mengikat logam sebagai cation pada pedusat sel yang bermuaatan negativ dalam proes yang called biosorpsis.
Dear Microbe zadana bahaya pollution Logam berat
Microbes reduce the risk of metal pollution, which can be done with the help of detoxification, biohydrometacurgy, bioleaching and bioaccumulation.
a. Detoxification (biopsy)
Mengubah ion logam berat янь BITать токсик медиай сумпанта янь BITать тикад токсик. Прозы ини гумменты хорошов Dalam kondisi anaerobic and used chemical compounds as electron acceptors.
b. Biography
Mengubah metal ion which is bound to an air-insoluble compound becomes an air-soluble compound.
c. biovychelachivanie
Microbe янь melarutkan logam berat дари сумпанта янь бигання Dalam бытука ион бебас. Usually the microbe produces a complex bond asam pelarut untuk beggarat ion logam darı. Прозы инибяня любимый между денг accumulation ion logam.
d. Bioaccumulation
The microbe interacts with the metal ion which is linked to the metabolic pathway.
Microbial interaction dengan logam di alam adalah immobilisasi logam darı fase larut mendiya tidak atau sedik larut sehato mudah ekedane.
tuthẹi kontoh microbe pendegradasi logam yaitu:
a) Enterobacter cloacae and Pseudomonas fluorescens can convert Cr(VI) to Cr(III) with the help of compound metabolism-senyawa hasil, misalnia sulfur, asam ascorbate, glutathione, cysteine, etc.
b) Desulfovibrio sp. முக்கு புர்கு புட்டியுத்துத்துத்தத்துத்து
c) Desulfuromonas acetoxidans is a type of anaerobic bacteria that uses sulfur as an electron acceptor for the oxidation of organic molecules capable of producing energy.
г) The persecuting bacteria are associated with Desulfotomaculum sp. By reducing sulfate, bacteria use sulfate as an energy source, as an electron acceptor, and use organic materials as a carbon source. Karbon tersebut selain perunas sebagai donator elektrona dalam metabolisenya juga merupakan bahan penyusun selnya.
L'adapun reaksis reducsis sulphat ole bakteriski ini adalah sebagai berikut.
e) The belerang bacteria, especially Thiobacillus ferroxidans banyak banyak pada logam-logam dalam benukan sulfida complex untuk prodatkan sulfate complex. Secara um reactionya adalah:
f) Microalgae contohnya Spirulina sp., merupakan salah satu jenis alga dengan sel tunggal yang pasamu dalam kelas Cyanophyceae. Sel Spirulina sp. bendrut cylindris, having dining sel tipis. This algae has a high ability to bind metal ions from the solution and absorb that metal because there are functional groups in the algae that can bind metal ions. Gugus fungsi tersebut especially gugus carboxyl, hydroxyl, amine, sulfudryl imadazole, sulfate and sulfonate yang dalam dalam dinding sel dalam cytoplasm.
7g) Candida sp in yeast Saccharomyces cerevisiae. dapat mengakumulasikan Pb dari dalam akumenti, Citrobacter and Rhizopus arrhizus memilikan kepeanan sampre uranium. The use of mycorrhizal fungi juga telah telah dapat dapat keke serapan logam and menghindarkan tanana dari yang yang yang logam berat.
Technician-technician involved in bioremediation of the terrestrial and aquatic environment
Pollutan dapat bespaar dengan mudah di lingungan terrestrial and aquatic. Namun dengan bantuan some microorganism yang telah telukan di atas, polutan tersebut dapat diremediasi.
Dafaen teknik yang berana dalam bioremediasi di lingungan terrestrial and aquatic adalah sebagai beringu.
to. Earth environment bioremediation technician
Lingkungan tokësor atau tanah apabila tercemar oleh polutan maka akan merusak lingkungan dhe mempengaruhi kehidupan mahluk hidup. Secara umum untuk menghilangkan polutan pada tanah tersebut, ada beberapa teknik bioremediasi yang digunakan, yaitu :
a. Composting
Pada teknik ini, bahan-bahan yang tercemar dicampur dengan bahan organik padat yang relatif mudah terombak, dan diletakkan membentuk suatu tumpukan. Bahan organik yang dicampurkan dapat berupa limbah pertanian, sampah organik, atau limbah gergajian. Untuk mempercepat perombakan kadang-kadang diberi pupuk N, P, atau nutrient anorganik lain. Bahan yang telah dicampur sering ditumpuk membentuk barisan yang memanjang, yang disebut “windrow”. Selain itu dapat juga ditempatkan dalam wadah yang besar atau luas dan diberi aerasi, khusus untuk bahan yang tercemari bahan kimia berbahaya. Aerasi diberikan melalui pengadukan secara mekanis atau menggunakan alat khusus untuk memberikan aerasi. Kelembaban bahan campuran tetap dijaga. Setelah diinkubasikan terjadi pertumbuhan mikroba, dan suhu tumpukan meningkat mencapai 50-600C. Meningkatnya suhu dapat meningkatkan perombakan bahan oleh mikroba. Metode composting telah digunakan misalnya untuk mengatasi tanah yang terkontaminasi klorofenol. Pada skala lapangan menunjukkan bahwa dengan metode ini dapat menurunkan konsentrasi bahan peledak TNT, RDX, dan HMX dalam sedimen yang tercemar oleh bahan-bahan tersebut.
b. Biopile
Teknik biopile merupakan pengembangan dari teknik pengomposan. Biopile merupakan salah satu teknik bioremediasi ex-situ yang dilakukan di permukaan tanah. Teknik ini juga disebut sebagai aerated compost pile. Oleh karena aerasi pada pengomposan terjadi secara alami, sedangkan pada biopile menggunakan pompa untuk menginjeksikan oksigen ke dalam tumpukan tanah tercemar yang diolah. Proses biodegradasi dipercepat dengan optimasi pasokan oksigen, pemberian nutrien dan mikroba serta pengaturan kelembaban. Biopile merupakan teknik penanggulangan lahan tercemar yang mirip dengan landfarning. Pada teknik landfarming, aerasi diberikan dengan cara membolak-baliktanah dengan cara dibajak, sedangkan pada biopile aerasi diberikan menggunakan peralatan. Pada biopile ada dua cara pemberian aerasi. Pertama dengan pompa penghisap untuk memasukkan oksigen dari udara ke lapisan tanah, dan yang ke-dua menggunakan blower untuk menginjeksikan udara ke dalam tanah. Secara umum dilakukan pencampuran bahan terlebih dahulu, kemudian diproses biopile dan hasil proses biopile dilakukan revegetasi.
Urutan proses biopile adalah : (1) Diberi aerasi menggunakan pipa-pipa, (2) Diberi mikroba pendegradasi bahan pencemar, (3) pH diatur dengan pemberian kapur, (4) Diberi tambahan nutrien NPK, (5) Diberi bulking agent untuk menggemburkan tanah (6) Diberi tanah pencampur untuk menurunkan kandungan bahan pencemar (7) Dari hasil uji dapat menurunkan TPH sampai dibawah 1% dalam waktu 1 bulan
c. Landfarming
Landfarming sering juga disebut dengan landtreatment atau landapplication. Cara ini merupakan salah satu teknik bioremediasi yang dilakukan di permukaan tanah. Prosesnya memerlukan kondisi aerob, dapat dilakukan secara in-situ maupun ex-situ. Landfarming merupakan teknik bioremediasi yang telah lama digunakan, dan banyak digunakan karena tekniknya sederhana. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini, yaitu kondisi lingkungan, sarana, pelaksanaan, sasaran dan biaya. Kondisi lingkungan, kondisi tanah yang tercemar, pencemar, dan kemungkinan pelaksanaan teknik landfarming. Untuk tanah tercemar, tanah hendaknya memiliki konduktivitas hidrolik sedang seperti lanau (loam) atau lanau kelempungan (loamy clay). Apabila diterapkan pada tanah lempung dengan kandungan clay lebih dari 70% akan sulit dilaksanakan. Hal ini disebabkan sifat lempung yang mudah mengeras apabila terkena air. Kegiatan landfarming dapat dilakukan secara ex-situ maupun in-situ. Namun bila letak tanah tercemar jauh diatas muka air (water table) maka landfarming dapat dilakukan secara in-situ. pencemar yang tersusun atas bahan yang mempunyai penguapan rendah masih sesuai untuk ditangani secara labdfarming. Bahan pencemar yang mudah menguap tidak cocok menggunakan teknik ini karena dilakukan secara terbuka. Sebaiknya kandungan TPH dibawah 10%.
Kemungkinan pelaksanaannya apabila tersedia lahan, alat berat untuk menggali dan meratakan tanah, serta kondisi lingkungan yang mendukung. Apabila ini dipenuhi, maka memungkinkan untuk diterapkan teknik landfarming secara ex-situ. Kondisi lingkungan; iklim di lingkungan tempat kegiatan landfarming sangat mempengaruhi proses. Panas yang terik dapat mengakibatkan tanah cepat mengering, maka kelembaban harus selalu dijaga dengan penyiraman. Sebaliknya pada musim hujan, tanah menjadi terlalu jenuh air, sehingga menghambat biodegradasi pencemar karena aerasi terhambat.
Sarana yang harus disediakan adalah lahan pengolah, pengendali limpahan air, pengendali resapan, dan sarana pemantau. Lahan pengolah untuk menampung tanah tercemar dan tempat pengolahan landfarming dilaksanakan. Pengendali limpahan air, terutama berfungsi saat musim hujan, untuk menjaga kemungkinan terjadinya pencemaran baru akibat limpahan air tercampur polutan. Pengendali resapan terletak di dasar lahan pengolah, biasanya berupa lapisan clay yang dipadatkan sampai bersifat kedap air (liner). Pengendali yang lebih baik adalah lapisan plastik geomembran HDPE (High Density Polyethylene). Sarana pemantau berupa alat pemantau gas, udara, cuaca, air tanah dan sebagainya.
Apabila dilaksanakan secara ex-situ, tanah tercemar yang diambil dari lokasi yang tercemar dibersihkan terlebih dahulu dari batu-batu dan bahan lain. Selanjutnya tanah dicampur dengan nutrien dan pHnya diatur. Penambahan nutrient juga disebut biostimulation. Pada jenis tanah tertentu, perlu ditambahkan bahan penyangga berupa serbuk gergaji, kompos, atau bahan organik lain untuk meningkatkan porositas dan konduktivitas hidrolik. Setelah tercampur, tanah ditebarkan di lahan pengolah. Hamparan tanah selalu dijaga kelembabannya agar kandungan air kurang lebih 15%. Secara periodik, lapisan tanah dibajak agar tanah mendapat aerasi yang cukup. Penambahan O2 juga disebut bioventing. Apabila diperlukan pada periode tertentu, juga diberi nutrisi agar proses biodegradasi cepat berlangsung. Selain penambahan nutrien dan O2, juga dapat ditambah inokulum mikroba. Nutrien umumnya adalah pupuk NPK/urea dan sumber karbon yang mudah didegradasi. Dari hasil uji dapat menurunkan TPH sampai 49% Selama kegiatan landfarming, secara periodik dilakukan monitoring untuk mengamati kandungan pencemar, aktivitas mikroba, dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Dari data hasil monitoring dapat diketahui waktu penyelesaian proses landfarming.
Salah satu pencemaran yang dapat terjadi pada tanah adalah pencemaran minyak bumi. Minyak yang merembes ke dalam tanah dapat menyebabkan tertutupnya suplai oksigen dan meracuni mikroorganisme tanah sehingga mengakibatkan kematian mikroorganisme tersebut. Tumpahan minyak di lingkungan dapat mencemari tanah hingga ke daerah sub-surface dan lapisan aquifer air tanah. Pengolahan limbah minyak bumi dapat dilakukan menggunakan teknik bioremediasi eks-situ. Pada teknik ini, lapisan dasar lahan harus disiapkan agar mencegah terjadinya infiltrasi. Penyiapan lapisan dasar harus menggunakan lapisan tanah liat dan geomembran serta dilengkapi sistem drainase. Limbah yang keluar dari tempat bioremediasi harus ditampung untuk kemudian diolah sebagai limbah cair.
Tahapan bioremediasi minyak bumi pada tanah adalah sebagai berikut.
a) Penyiapan lokasi
Lapisan tanah dipadatkan dengan ketebalan minimal 60 cm dan permeabilitas K< 10-7 m/detik atau jenis lapisan sintetis lain yang mempunyai karakteristik sama. Selanjutnya dilapisi dengan geomembran dengan ketebalan 1,5-2,0 mm, lapisan gravel 30 cm, dan penutup sementara.
b) Tahap bioremediasi
Limbah minyak bumi yang diolah, maksimal mengandung minyak 20% berat. Kemudian dicampur dengan tanah bulking agent sampai rata. Perbandingan antara materi pencampur (tan
Apa itu Bioremedias
Bioremediase dalima dari dua kata yaitu biyo atau Hidup organism, especially a microorganism yan yang yang dalam pemanfaatan pemecahan atau degradasi bahan pencemar ligingerang mendiya yang lebih sēgu daniya aman bagi lingerang. Bioremediation is a development in the field of environmental biotechnology, using biological processes to control pollution or pollution (metals, heavy metals, hydrocarbons, organic compounds and halogenated compounds. Bioremediation has the potential to be one of the cleanest, natural and most economists .
Menurut Ciroreksoko (1996), bioremediasi diartika sebagai beg pendegradasian bahan organic vesiktas sekara biologis mendiya compounda lain seperti carbon dioxide (CO2), methane and air. Sedankan menurut Craword (1996), bioremediasi marujuk pada handingel sekara process biodegradif untuk melangisan atau mendetoksi polutan Jadi bioremediasi adalah salah satu tehnologii alternatif untuk kelamasan masalaam lingingan dengan utilisan microorganism . Microorganisms yan nadadas adalah hamir, fungi (mycoremediase), yeast, algae and bacteria or funjaksi sebagai agen bioremediator. Selain dengan uses microorganisms, bioremediasi juega dapat pula uses plant air. Tanaman memuliks kempuan yeara um untuk menetralisir kompon-komponen certonu di dalam ambatis and dan sangat bemanfaat dalam proesos peragamanan semah cair (misalnya sukumuk kebangan nutrients, metalam and pathogenic bacteria). Penganauan tumpanhan ini bibia dikanas dengan termah phytoremediasi. Jenis-Jenis tanaman yang dapat domana remediasi dibetuan dengan tanaman hiperaccumulator , contohnya adalah sebagai beringu.
Bioremediase dalima dari dua kata yaitu biyo atau Hidup organism, especially a microorganism yan yang yang dalam pemanfaatan pemecahan atau degradasi bahan pencemar ligingerang mendiya yang lebih sēgu daniya aman bagi lingerang. Bioremediation is a development in the field of environmental biotechnology, using biological processes to control pollution or pollution (metals, heavy metals, hydrocarbons, organic compounds and halogenated compounds. Bioremediation has the potential to be one of the cleanest, natural and most economists .
Menurut Ciroreksoko (1996), bioremediasi diartika sebagai beg pendegradasian bahan organic vesiktas sekara biologis mendiya compounda lain seperti carbon dioxide (CO2), methane and air. Sedankan menurut Craword (1996), bioremediasi marujuk pada handingel sekara process biodegradif untuk melangisan atau mendetoksi polutan Jadi bioremediasi adalah salah satu tehnologii alternatif untuk kelamasan masalaam lingingan dengan utilisan microorganism . Microorganisms yan nadadas adalah hamir, fungi (mycoremediase), yeast, algae and bacteria or funjaksi sebagai agen bioremediator. Selain dengan uses microorganisms, bioremediasi juega dapat pula uses plant air. Tanaman memuliks kempuan yeara um untuk menetralisir kompon-komponen certonu di dalam ambatis and dan sangat bemanfaat dalam proesos peragamanan semah cair (misalnya sukumuk kebangan nutrients, metalam and pathogenic bacteria). Penganauan tumpanhan ini bibia dikanas dengan termah phytoremediasi. Jenis-Jenis tanaman yang dapat domana remediasi dibetuan dengan tanaman hiperaccumulator , contohnya adalah sebagai beringu.
Phytomedicinal preparations, phytoaccumulators, rhizofilters, phytostabilizers, rhizodegradases, phytodegradases, phytovolates.
a. Phytoextraction or phytoaccumulation is a process where pollutants from the medium accumulate around the surface.
b. Rhizofiltration is the adsorbing process or pengendapan pollutant pada akar (menempel pada akar).
c. Fitostabilisasi yaitu penempelan contaminant substances certonu pada akar yang tidak myak terserap ku dalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut zats erat (stable) pada akar seheto tidak akan dita oleh aliran air dalam media.
d. Rhizodegradase or phytostimulation yaitu pengurai zatzat contaminated by microbial activity yang berada about akar tembuhan. Think tank ragi, fungi and bacteria.
p. Phytodegradation or phytotransformation is a process that requires plants to remove pollutants that have complex molecular chains in materials that are not exposed to the most abundant sunlight they have, can join. purapa bahan kimia yang quickens degraded prose.
p. Fitovolatilisasi yaitu interesting proess dan transp.irasi contaminant substances oleh tebelman dalam sukum yang tehal mendiya lutsurasi turarai segaga yang tidak nododad lagi utnuk sekkeitai diupakkan ke atmosphere.
Bioremediation Tujuan
Tujuan dari bioremediasi adalah untuk kolekum atau medegradasi zat pencemar mendiya bahan yang curang poisonan atau tidak posunan (carbon dioxide given in the air) atau dengan kata lain controlae atau mereduksi bahan pencemar dari
Tujuan dari bioremediasi adalah untuk kolekum atau medegradasi zat pencemar mendiya bahan yang curang poisonan atau tidak posunan (carbon dioxide given in the air) atau dengan kata lain controlae atau mereduksi bahan pencemar dari
Manfaat Bioremediasi
Bioremediation teluhan teluhan manfaat yang luarbias pada varangan beghan, utahtaan adalah sebagai beringu.
1. Bidang Linkungan
Pengolahan semah yan Rama lingerangan and bahaha tamahan semahah tersebut menjadi ramah lingerangan. Contoh bioremediasi dalam lingerang yakni telhan telhan kududuan sampangan dari sephama pabrik, misalan sampangan language oli from Laut Alaska
2. Bidang Industries
Bioremediation is a new source of industry manufacturing technology that has been developed in the search for genuine, contaminated bioremediation at Regenesis Bioremediation Products, Inc., San Clemente.
3. Economy in the field
Bioremediasi menggunakan bahan-bahan alami yang erkelehan ramahliningerang, while middle-middle yang yang dalam paragahanan sephama require biayad yang jauh lebih cheap, sehoh bioremediasi mikejang solusi mode.
4. The field of education
Penganauan microorganism dalam bioremediase dapat mendatan peresinikan tepatang microorganism yang masih belumin dukita secara jela. Pengetahuan ıni akan ışımın dınarın yan besar bagi dunia pendyğı sains.
Prose of bioremediation:
1. Biodegradation
Proses bioremediasi enzym-enzym yang konstruktion oleh microorganism, modifikasi polutan posunan dengan sukrutuk kimia polutan tersebut. Enzyme accelerates short prose dengan cara menkaran energi activasi , yaitu energi yang tetilawad untuk kekemili suatu reaksi.
2. Biotransformation
1. Biodegradation
Proses bioremediasi enzym-enzym yang konstruktion oleh microorganism, modifikasi polutan posunan dengan sukrutuk kimia polutan tersebut. Enzyme accelerates short prose dengan cara menkaran energi activasi , yaitu energi yang tetilawad untuk kekemili suatu reaksi.
2. Biotransformation
Biotransformase is called juega biodetoxifikasi, process merupakan merubah toxic compounds menjadi komposito yang kurang toxic and toxic. Pada banyak kasus, biotransformase berujung pada biodegradase. The chemical composition of the degradation is the mikróba of the coating process merupakan yang sangat pentang untuk kududu kadar bahan-bahan belikandi two coatingerang, yang mahluwa melalui suatu seri reaksi kimia yang cupuk complex and endikli menja. For example, replace chemicals with air and non-harmful gases such as CO2.
3. Biocatalyst
3. Biocatalyst
In addition, the degradation process, mikrobata minunakan compound chemistry tersebut untuk utwagen dany reproduction melalui bergeal prozy oxidase. Enzym yang utamalan juega perunaan untuk mengkatalis reaksi degradationasi, seheta tidak membekuwa waktu yang llama untuk pekalan balakan. Lintasan biodegrades chemical compounds such as hydrocarbons, lignin, cellulose and hemicellulose. Most gifts Prosesnya, especially the end of metabolism.
Supaya's prose is short is optimal, kondisi kondisi lingamingan yang suasioan dengan kehohanan utwatsang danyi pakistaningbiakan microorganism. Tidak terciptanya kondisi yan optimum akan Taksya activitiya microorganism biochemical degradation tidak dapat dapat sakwa dengan baik, sehatan complex-senyawa posunan mendiya persistent two persistent. Agar tujuan tersebut sikke sikke sikke sikke permanesan akan principle-principle biologis tenang degradation complex-senyawa pokunsan, inverhan kondisi lingamingan tepadang microorganism yang sikadakan danyi reaction-reaction yang dikatalisnya.
Supaya's prose is short is optimal, kondisi kondisi lingamingan yang suasioan dengan kehohanan utwatsang danyi pakistaningbiakan microorganism. Tidak terciptanya kondisi yan optimum akan Taksya activitiya microorganism biochemical degradation tidak dapat dapat sakwa dengan baik, sehatan complex-senyawa posunan mendiya persistent two persistent. Agar tujuan tersebut sikke sikke sikke sikke permanesan akan principle-principle biologis tenang degradation complex-senyawa pokunsan, inverhan kondisi lingamingan tepadang microorganism yang sikadakan danyi reaction-reaction yang dikatalisnya.
Salah Satu Cara Untuk bioremediazon adalah melalui to improve gene technology. Genetic Technologies Molecular Sangat Penting Untuk identify gen-gene yang menkode enzyme yang pakistan pada bioremediase. Karakterisasi dari gene-gene yan beggatup dapat sukukta permanesan kita tentan bahaymana microbe-microbe memodifikasi polutan posunan menjadi tidak beliyada.
Janice-Janice Bioremediation
There are two types of repair:
1. Yang involves microbial bioremediation
Bioremediation technologies to stimulate microbial growth in the menstrual cycle
There are two types of repair:
1. Yang involves microbial bioremediation
Bioremediation technologies to stimulate microbial growth in the menstrual cycle
a. Biostimulants
Biostimulasi adalah suatu proses yang dinkakan melalui eksandan zat gizi certonu yang oleh microorganism (misalnya nutrien and oxygen) atau menstimulasi kondisi lingamingan semikaan rupa (misalnya pakutana aerasi) agar microorganism. Nutritive oxygen given Dalam benuk cair atau gasu, add qi Dalam air atau tanah yan tercemar untuk gebildung utwagen dany aktivatati bakteri remediasi yang telah pekla di Dalam air atau tanah tersebut. But instead, if the condition is not needed, the microbe will not work.
b. Bio-augmentation
Bioaugmentase merupakan atau atau introduksi satu jenis atau lebih microorganism baik yang alami yang yang sudah temeninan sipatan sipat (improved/genetically modified strains). Microorganism yan dapat mendadyamembersihkan kutsan certonu kemuida ke dalam aire atau tanah yang tercemar. But influence his environment yaitu sangat untuk contrere kondisis situs yang tercemar agar microorganismave dapat mengama dengan Optimal microorganism, root yang lissas qi lingungan yang asing kansatis sulit untuk berada Dalam bilaba hal, teknikü bioaugmentasi for us.
c. Natural bioremedies
Bioremediasi jenis ini tadana secara alami (tampa campusr tangan manusia) dalam air atau tanah yang tercemar.
2. Bioremediation in place
Site-based bioremediation can be performed both in situ and ex situ.
a. In-situ bioremediation, waste management process from lokasi sepamah itu berada berada dengan eksepanasi microorganism yang telah ada di lingeran tercemar untuk medegradasinya.
b. Ex-situ bioremediation, yaitu bioremediasi yang dikanda dengan menguk sepaham di suatu lokasi lalu ditempat lain, celetah itu baru dinsarat ke tempat asal. It was then treated with special care using the microbe. Bioremediation o bisu lebih cepat mudah dikontrol dengan in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis contaminan dan jenis tanah yang lebih bemanang.
Secara umum proess bioremidiasi memiliki semilikan keelbang, namun keelbangan tersebut selalu diimbangi dengan lagainga sekidi sekidi. Here are the advantages and disadvantages of bioremediation.
Bioremediation of Celebikhan
* Bioremediasi sangat aman dignakan karena menggunakan microba yang secara alamiah sudah ada dilingkungan.
* Bioremediasi tidak menggunakan atau mendatan bahan kimiya backiya (ramah lingingan).
* Tidak dominates prose pengangangkatan polutan.
*Pengolohanny mudah technique applies to ants provided by bioya.
* Can be deployed in local or external locations.
* Menghapus is likely to eat panjang
Bioremediation Kelemahan
* Tidak semua bahan kimia dapat diolah secara bioremediasi.
* Membutuhkan follow-up yang intense
* Produces an unknown energy product
* Membutuhkan guaranteed location
Factor-factor Ian Mempengaruhi Bioremediation Process
Keberhasilan requires biodegradase baniak besiktas oleh aktivitsi enzyme. Therefore, the microorganism capable of producing the hydrocarbon pendegradase enzyme must optimize its activity by setting the conditions and adding the appropriate supplement. Daam hal ini perlu usutsari factor-factor lingungan yang beluahan proesos bioremediasi, yang gehali kondisi tanah, temperature, oxygen, nutrients datum yang bebeitadiya.
1. Tanak
Proses biodegradase tanah yang dapat mendena kelankaran aliran type of required nutrients, microbial enzymes and air. Terhentinya aliran tersebut akan tebuatinya kondisi anaerobic, prosa biodegradasi aerobic menjadi tidak effektif. Tanah yan kokok untuk bioremediasis characteristic of the subject adalah mengandung darlin pasir atauw kerikil kasar sehatan disp.ersi oxygen and nutrients dapat suktawa dengan baik. Soil game Kelembaban Penting Untuk Garantian kelambaran kilaksura soil nutrient substrate dalam.
2. Temperature
The optimum temperature for hydrocorona is 30-40°C. Ladislaa and others. others (2007). Temperature yan rendah, viscositas minyak akan emend tsyamanitas volatilitas alkana rantai pendek yan baisat toxic menesuk dare kelarutannya and air akan emend seheto prose biodegradasi akan terhambat. Sukhu sangat veludu tepadan lokai tempat bilakkannya bioremediasi.
3. Oxygen
Langkah aval catabolism consisting of hydrokaron oleh bacteria kuman kapang adalah oxidase substrate dengan katalis enzyme oxidase, dengan megham tepidatanya oxygen merupakan sayaat yusausamas degradation hikarbon minyak. Oxygen Ketersediaan di tanah tasangan pada (a) veelakan konsumsi oleh microorganism tanah, (b) type of tanah is given (c) presence of substrate lain yang juega bereaksi dengan oxygen. Terbatasnya oxygen, merupakan salah satu factor pembatas dalam hydrocarbon biodegradase minyak.
4. Nutritious
Microorganisms contour nutrition sebagai sumber carbon, energiya and izwakan metabolism sel. To manage minyak bumibianya waste, addition of nutrients is done among other sources of nitrogen and phosphorus, the process of microorganism degradation occurs faster and growth increases.
5. Pulses during interaction
Another phenomenon that plays an important role in the mengoptimalkan activity of microorganisms for bioremediation is the interaction between several types of microorganisms in the environment. One of its forms is coma. Cometabolism merupakan of complex prose transformation secara tidak langsung sehat tidak ada energi yang yang yang yang yang yang yang yang yang yang yang tidak.
Keberhasilan requires biodegradase baniak besiktas oleh aktivitsi enzyme. Therefore, the microorganism capable of producing the hydrocarbon pendegradase enzyme must optimize its activity by setting the conditions and adding the appropriate supplement. Daam hal ini perlu usutsari factor-factor lingungan yang beluahan proesos bioremediasi, yang gehali kondisi tanah, temperature, oxygen, nutrients datum yang bebeitadiya.
1. Tanak
Proses biodegradase tanah yang dapat mendena kelankaran aliran type of required nutrients, microbial enzymes and air. Terhentinya aliran tersebut akan tebuatinya kondisi anaerobic, prosa biodegradasi aerobic menjadi tidak effektif. Tanah yan kokok untuk bioremediasis characteristic of the subject adalah mengandung darlin pasir atauw kerikil kasar sehatan disp.ersi oxygen and nutrients dapat suktawa dengan baik. Soil game Kelembaban Penting Untuk Garantian kelambaran kilaksura soil nutrient substrate dalam.
2. Temperature
The optimum temperature for hydrocorona is 30-40°C. Ladislaa and others. others (2007). Temperature yan rendah, viscositas minyak akan emend tsyamanitas volatilitas alkana rantai pendek yan baisat toxic menesuk dare kelarutannya and air akan emend seheto prose biodegradasi akan terhambat. Sukhu sangat veludu tepadan lokai tempat bilakkannya bioremediasi.
3. Oxygen
Langkah aval catabolism consisting of hydrokaron oleh bacteria kuman kapang adalah oxidase substrate dengan katalis enzyme oxidase, dengan megham tepidatanya oxygen merupakan sayaat yusausamas degradation hikarbon minyak. Oxygen Ketersediaan di tanah tasangan pada (a) veelakan konsumsi oleh microorganism tanah, (b) type of tanah is given (c) presence of substrate lain yang juega bereaksi dengan oxygen. Terbatasnya oxygen, merupakan salah satu factor pembatas dalam hydrocarbon biodegradase minyak.
4. Nutritious
Microorganisms contour nutrition sebagai sumber carbon, energiya and izwakan metabolism sel. To manage minyak bumibianya waste, addition of nutrients is done among other sources of nitrogen and phosphorus, the process of microorganism degradation occurs faster and growth increases.
5. Pulses during interaction
Another phenomenon that plays an important role in the mengoptimalkan activity of microorganisms for bioremediation is the interaction between several types of microorganisms in the environment. One of its forms is coma. Cometabolism merupakan of complex prose transformation secara tidak langsung sehat tidak ada energi yang yang yang yang yang yang yang yang yang yang yang tidak.
Jenis-Jenis Microorganisms that play a role in bioremediation
As explained earlier, bioremediation is one of the alternative technologies for managing environmental problems with the help of microorganisms. Microorganisms , fungi (mycoremediation), yeast, algae and bacteria. Microorganisms akan mendegradasi t pencemar atau pollutant menjadi bahan yang kurang poisonun atau tidak poisonun. Pollutan dapat divedakan menjadi dua yaitu bahan pencemar organic and synthetic (buatan). Bahan pencemar can be divided according to the ability terdegradasinya in the environment:
Janice-Janice Bahan Pensemar based on Terdegradasi skill
a. Bahan pensemar yang mudah terdegradasi (biodegradable pollutant), yaitu bahan yan mudah terdegradasi di milangera dapat Jenis polutan ini akan maksama problematic clothing veelagan produksinya lebih cepat dari veelagan degradasinya.
b. Bahan pencemar yang sukar terdegradasi atau lambat sekali terdegradasi (non-degradable pollutant), dapat maksama masalah lingingan yang cukup serius. For example adalah jenis logam berat seperti timbal (Pb) and mercury.
Janice-Janice Bahan Pensemar İnderal Keberadaannya
a. Senyawa-senyawa yan secara alami tuwatan dyalam daniya jumlannya (concentrasinya) sangat tinggi, contohnya antara lain minyak mentah (hasil penyulingan), phosphate daniya logam berat.
b. Senyawa xenobiotic yaitu kompodo kimia hasil rekayasa manusia yang sebelum tidak perahan tuwaan di alam, kontohnya adalah pesticides, herbicides, plastic synthesis and greenhouses.
In bioremediation, biodegradation in wood, chemical compounds that have been used in wood can be reduced and natural chemical compounds such as hydrocarbons, lignin, cellulose and hemicellulose can be found in wood. Most of the gifts of Prosesnya, especially the end of metabolism, are generally the same as in prose. Polymer alami yang mataat menatan karena sukar terdegradase e lingeran adalah lignocellulose (kayu) especially part ligninnya.
Berikut ıni merupakan pelebu jenis-jenis microorganism yang perunan Dalam mendegradasi pollutant minyak bumi dan logam berat menjadi bahan yang tidak pokunsan.
1. Pensemaran minyak bumi
It is dalam minyak bumi adalah from the aliphatic hydrocarbons given in the aromatic bahan utama. Minyak bumi fracsi produces hydrocarbons from the redistillation process. If the presence of minyak bumi is excessive in nature, the mass fraction of minyak bumi will cause pollution which will disrupt the stability of dicemarinya ecosystem. There are two types of compounds, compounds which are divided according to the ability of microorganisms, microorganisms and compounds to degrade microorganisms.
* Kompanen miniak bumi yan mudah didegradasi ole merupakan kompanen terbesar component dalam miniak bumi atau mendaminas, yaitu alkana yan Baiat lebih mudah larut dalam air given terdifusi tsi Dalam membran sev bacteriaret. Jumlah bakteri yang mendegradase component ini relative banyak karena substratnya yang melimpah dai Dalam minyak bumi. Isolat bakterii pendegradasi kompone minyak bumi inibinya merupakan pengooxidasi alkana normal.
* The components of petroleum which are difficult to degrade are merupakan components which are less in number with components which are easy to degrade. This causes the bacterial component to be in a certain amount pendegradase lebih sedik dan tumbuh lebih lamat karena kalah kalah kompekt dengan pendegradasi alkana yang melieki substrate lebih banyak. Isolasi bakterii inibianya component minyak bumi yang masih ada seletah futsah kekpanak bacteria pendegradasi component minyak bumi yang mudah didegradisi.
We know that some bacteria and fungi are used to produce minyak bumi mendegradase . Berbera contoh bacterie yang selektivno mekatere bacterie hydrocarbonuklastik yaitu bacterie yang dapat mengurai kompzon minyak bumi karena kepehannya mengoxidasi hydrocarbon and makes karcarbon segaga don elektronnya. Contains bacteria, hydrocarbons and bacteria of the genera Achromobacter, Arthrobacter, Acinetobacter, Actinomyces, Aeromonas, Brevibacterium, Flavobacterium, Moraxella, Klebsiella, Xanthomyces and Pseudomonas, Bacillus. Beberapa say fungi yang yang diyakan dalam biodegradase minyak bumi adalah fungi genus Phanerochaete, Cunninghamella, Penicillium, Candida, Sp.orobolomyce, Cladosp.orium, Debaromyces, Fusarium, Hansenula, Rhodosp.oridium, Rhodos.
Sejumla bacteria Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter calcoaceticus, Arthrobacter sp., Streptomyces viridans and produce biosurfactant compounds and bioemulsions. Biosurfactant containing Biosurfactant containing Biosurfactant containing bacteria. Biosurfactant is a component of a microorganism consisting of hydrophobic and hydrophilic molecules, capable of binding hydrocarbon molecules to the surface. Selain itu biosurfactan secara extracellular melamandiya hydrocarbon emulsion sehat muda untuk didegradasi oleh bakterio. Biosurfactants increase substrate availability yang tidak larut melalui Melalabi mekanyasa.
Dengan adanya biosurfactan, substrati yang purupa cairan akan teremulsi bolsama mendiya misel-misel, dinnya pesarasanya ke medupada sev sev sehago lebih mudah masuk ke dalam sev.
Zuma contains two types of biosurfactants produced by bacteria:
* Small molecule surfactants (such as glycolipids, safrolipids, trehalolipids, asam lemaks and phospholipids) are composed of hydrophobic and hydrophilic molecules. This group is surface active, characterized by a decrease in average surface tension.
* Polymer dengan berat molecule besar , yan tebuat dengan bioemulsifier from amphipha polysaccharide. Dalam cair medium is a bioemulsifying medium and emulsion stabilizer beluhaan pemanganan and selalu selaka selekas tetsang tenesan pedusat medium.
Pelepasan biosurfactan ini tasangan dari hydrocarbon substrate yang hell. The infernal substrate (malsany seperti pada pelumas) yang kelamada biosurfactan hanya nagga pada sempedah membrana sel, namun tidak diekskresikan ke dalam miyoda. However, there are some hydrocarbon substrates (eg hexadecane) that cause biosurfactants to be released into the environment. Hal ini tadiri karena hexadekan kaladakan sel bakteri lebih beitang hydrophobic. Oleh karena is, the composition of hydrocarbons pada komponente sel yang hydrophobic itu dapat seledat sel tersebut selebe selnya struktur integritas selnya seheto distribute biosurfactan untuk membrane sel itu sendiri and juega distribunnya ke.
Secara umum dapata tiga cara hydrocarbon transport tsi dalam sev bacteria yaitu sebagai beringu.
a. It interacted with hydrocarbons and air in the terlarut dalam phase. Pada kasus ini, umamnya rata-rata kelarutan hydrocarbon aleh physical processes sangat rendah sehat tidak dapat mendungu.
b. Kontak langsung (in pearl) seeding dengan pedusan tetesan hydrocarbon yang lebih besar dalai seeding microbe. However, the root of the bacteria grows from the hydrophobic perlecatan dapat tadahita. The microbial cell binds to the surface of the cell's largest hydrocarbon molecule and the substrate is taken up by diffusion or active transport. Perlekatan, o tadakan karena adanya biosurfactan pada membrana sel Pseudomonas bacteria.
c. Interactions are interactions between hydrocarbons and tersolubilizing bacteria . In this case, the microbe interacts with the particular hydrocarbons and has no effect. Hydrocarbon dapat teremulsi and tersolubilisasi da adanya biosurfactan yang rissalat oleh Pseudomonas bacteria ke dalam medium.
Berikut ini merupakan genis-genis bacteria pendegradasi hydrocarbon pada minyak bumi yaitu:
a) Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas bertangu batang dengan with a diameter of 0.5 - 1 x 1.5 - 5.0 micrometers. Bacteria are merupakan of gram-negative organism yang motilitasnya dibantu satu atau yang yang ghutiki yang dapata pada in the polar section. Akan teppa ada yang hampir tidak mampu mbengamu lion. Aerobics Bersifat, obligatu yaitu oxygen, works as a metabolic process of the terminal acceptor of electrons. Most species ini tidak bisa hidup pada kondisi asam pada pH 4.5 and tidak require organic materials. It is versiphatoxidase negative or positive, catalase positive and chemoorganotropic. Dapat menggunakan H2 gives CO as an amount of saw energy. Pseudomonas yang um umukum sebagai hydrocarbon-degrading bacteria, including Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas stutzeri and Pseudomonas diminuta.
Sering Factor Salah Satu Yan limits the ability of Pseudomonas bacteria composed of hydrocarbon compounds adalah sifat kelarutannya yan rendah, seheto suit sev sev bacteria. The mechanism of hydrocarbon degradation in Pseudomonas bacterial cells is as follows:
* Mechanism of decomposition of aliphatic hydrocarbons
Pseudomonas menggunakan hydrocarbon between, but untuk utwatsnya. Penganauan aliphatic hydrocarbons saturate merupakan (oxygen of menggunakan) prosaic gymnastics. O2-giving panpa, hydrocarbon or tidak didegradase. Saturated oxidizing molecules (O2) are saturated with pendegradazione hydrocarbons (O2) and are bound to the oxygen atom and hydrocarbon teroxidase.
* Mechanism of degradation of aromatic hydrocarbons
Banyak compounda ini dibukan sebagai donar electron secara aerobics oleh Pseudomonas bacteria. Aromatic hydrocarbon degradase compound disandikan dalam plasmid atau chromosom oleh gen xy/E. The ini gene is responsible for the production of the products of the enzyme catechol 2,3-dioxygenase. The metabolism of the compounds is related to the ini composition. These two compounds are further degraded by the enzyme 2,3-dioxygenase, succinate, acetyl CoA and pyruvate.
As explained earlier, bioremediation is one of the alternative technologies for managing environmental problems with the help of microorganisms. Microorganisms , fungi (mycoremediation), yeast, algae and bacteria. Microorganisms akan mendegradasi t pencemar atau pollutant menjadi bahan yang kurang poisonun atau tidak poisonun. Pollutan dapat divedakan menjadi dua yaitu bahan pencemar organic and synthetic (buatan). Bahan pencemar can be divided according to the ability terdegradasinya in the environment:
Janice-Janice Bahan Pensemar based on Terdegradasi skill
a. Bahan pensemar yang mudah terdegradasi (biodegradable pollutant), yaitu bahan yan mudah terdegradasi di milangera dapat Jenis polutan ini akan maksama problematic clothing veelagan produksinya lebih cepat dari veelagan degradasinya.
b. Bahan pencemar yang sukar terdegradasi atau lambat sekali terdegradasi (non-degradable pollutant), dapat maksama masalah lingingan yang cukup serius. For example adalah jenis logam berat seperti timbal (Pb) and mercury.
Janice-Janice Bahan Pensemar İnderal Keberadaannya
a. Senyawa-senyawa yan secara alami tuwatan dyalam daniya jumlannya (concentrasinya) sangat tinggi, contohnya antara lain minyak mentah (hasil penyulingan), phosphate daniya logam berat.
b. Senyawa xenobiotic yaitu kompodo kimia hasil rekayasa manusia yang sebelum tidak perahan tuwaan di alam, kontohnya adalah pesticides, herbicides, plastic synthesis and greenhouses.
In bioremediation, biodegradation in wood, chemical compounds that have been used in wood can be reduced and natural chemical compounds such as hydrocarbons, lignin, cellulose and hemicellulose can be found in wood. Most of the gifts of Prosesnya, especially the end of metabolism, are generally the same as in prose. Polymer alami yang mataat menatan karena sukar terdegradase e lingeran adalah lignocellulose (kayu) especially part ligninnya.
Berikut ıni merupakan pelebu jenis-jenis microorganism yang perunan Dalam mendegradasi pollutant minyak bumi dan logam berat menjadi bahan yang tidak pokunsan.
1. Pensemaran minyak bumi
It is dalam minyak bumi adalah from the aliphatic hydrocarbons given in the aromatic bahan utama. Minyak bumi fracsi produces hydrocarbons from the redistillation process. If the presence of minyak bumi is excessive in nature, the mass fraction of minyak bumi will cause pollution which will disrupt the stability of dicemarinya ecosystem. There are two types of compounds, compounds which are divided according to the ability of microorganisms, microorganisms and compounds to degrade microorganisms.
* Kompanen miniak bumi yan mudah didegradasi ole merupakan kompanen terbesar component dalam miniak bumi atau mendaminas, yaitu alkana yan Baiat lebih mudah larut dalam air given terdifusi tsi Dalam membran sev bacteriaret. Jumlah bakteri yang mendegradase component ini relative banyak karena substratnya yang melimpah dai Dalam minyak bumi. Isolat bakterii pendegradasi kompone minyak bumi inibinya merupakan pengooxidasi alkana normal.
* The components of petroleum which are difficult to degrade are merupakan components which are less in number with components which are easy to degrade. This causes the bacterial component to be in a certain amount pendegradase lebih sedik dan tumbuh lebih lamat karena kalah kalah kompekt dengan pendegradasi alkana yang melieki substrate lebih banyak. Isolasi bakterii inibianya component minyak bumi yang masih ada seletah futsah kekpanak bacteria pendegradasi component minyak bumi yang mudah didegradisi.
We know that some bacteria and fungi are used to produce minyak bumi mendegradase . Berbera contoh bacterie yang selektivno mekatere bacterie hydrocarbonuklastik yaitu bacterie yang dapat mengurai kompzon minyak bumi karena kepehannya mengoxidasi hydrocarbon and makes karcarbon segaga don elektronnya. Contains bacteria, hydrocarbons and bacteria of the genera Achromobacter, Arthrobacter, Acinetobacter, Actinomyces, Aeromonas, Brevibacterium, Flavobacterium, Moraxella, Klebsiella, Xanthomyces and Pseudomonas, Bacillus. Beberapa say fungi yang yang diyakan dalam biodegradase minyak bumi adalah fungi genus Phanerochaete, Cunninghamella, Penicillium, Candida, Sp.orobolomyce, Cladosp.orium, Debaromyces, Fusarium, Hansenula, Rhodosp.oridium, Rhodos.
Sejumla bacteria Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter calcoaceticus, Arthrobacter sp., Streptomyces viridans and produce biosurfactant compounds and bioemulsions. Biosurfactant containing Biosurfactant containing Biosurfactant containing bacteria. Biosurfactant is a component of a microorganism consisting of hydrophobic and hydrophilic molecules, capable of binding hydrocarbon molecules to the surface. Selain itu biosurfactan secara extracellular melamandiya hydrocarbon emulsion sehat muda untuk didegradasi oleh bakterio. Biosurfactants increase substrate availability yang tidak larut melalui Melalabi mekanyasa.
Dengan adanya biosurfactan, substrati yang purupa cairan akan teremulsi bolsama mendiya misel-misel, dinnya pesarasanya ke medupada sev sev sehago lebih mudah masuk ke dalam sev.
Zuma contains two types of biosurfactants produced by bacteria:
* Small molecule surfactants (such as glycolipids, safrolipids, trehalolipids, asam lemaks and phospholipids) are composed of hydrophobic and hydrophilic molecules. This group is surface active, characterized by a decrease in average surface tension.
* Polymer dengan berat molecule besar , yan tebuat dengan bioemulsifier from amphipha polysaccharide. Dalam cair medium is a bioemulsifying medium and emulsion stabilizer beluhaan pemanganan and selalu selaka selekas tetsang tenesan pedusat medium.
Pelepasan biosurfactan ini tasangan dari hydrocarbon substrate yang hell. The infernal substrate (malsany seperti pada pelumas) yang kelamada biosurfactan hanya nagga pada sempedah membrana sel, namun tidak diekskresikan ke dalam miyoda. However, there are some hydrocarbon substrates (eg hexadecane) that cause biosurfactants to be released into the environment. Hal ini tadiri karena hexadekan kaladakan sel bakteri lebih beitang hydrophobic. Oleh karena is, the composition of hydrocarbons pada komponente sel yang hydrophobic itu dapat seledat sel tersebut selebe selnya struktur integritas selnya seheto distribute biosurfactan untuk membrane sel itu sendiri and juega distribunnya ke.
Secara umum dapata tiga cara hydrocarbon transport tsi dalam sev bacteria yaitu sebagai beringu.
a. It interacted with hydrocarbons and air in the terlarut dalam phase. Pada kasus ini, umamnya rata-rata kelarutan hydrocarbon aleh physical processes sangat rendah sehat tidak dapat mendungu.
b. Kontak langsung (in pearl) seeding dengan pedusan tetesan hydrocarbon yang lebih besar dalai seeding microbe. However, the root of the bacteria grows from the hydrophobic perlecatan dapat tadahita. The microbial cell binds to the surface of the cell's largest hydrocarbon molecule and the substrate is taken up by diffusion or active transport. Perlekatan, o tadakan karena adanya biosurfactan pada membrana sel Pseudomonas bacteria.
c. Interactions are interactions between hydrocarbons and tersolubilizing bacteria . In this case, the microbe interacts with the particular hydrocarbons and has no effect. Hydrocarbon dapat teremulsi and tersolubilisasi da adanya biosurfactan yang rissalat oleh Pseudomonas bacteria ke dalam medium.
Berikut ini merupakan genis-genis bacteria pendegradasi hydrocarbon pada minyak bumi yaitu:
a) Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas bertangu batang dengan with a diameter of 0.5 - 1 x 1.5 - 5.0 micrometers. Bacteria are merupakan of gram-negative organism yang motilitasnya dibantu satu atau yang yang ghutiki yang dapata pada in the polar section. Akan teppa ada yang hampir tidak mampu mbengamu lion. Aerobics Bersifat, obligatu yaitu oxygen, works as a metabolic process of the terminal acceptor of electrons. Most species ini tidak bisa hidup pada kondisi asam pada pH 4.5 and tidak require organic materials. It is versiphatoxidase negative or positive, catalase positive and chemoorganotropic. Dapat menggunakan H2 gives CO as an amount of saw energy. Pseudomonas yang um umukum sebagai hydrocarbon-degrading bacteria, including Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas stutzeri and Pseudomonas diminuta.
Sering Factor Salah Satu Yan limits the ability of Pseudomonas bacteria composed of hydrocarbon compounds adalah sifat kelarutannya yan rendah, seheto suit sev sev bacteria. The mechanism of hydrocarbon degradation in Pseudomonas bacterial cells is as follows:
* Mechanism of decomposition of aliphatic hydrocarbons
Pseudomonas menggunakan hydrocarbon between, but untuk utwatsnya. Penganauan aliphatic hydrocarbons saturate merupakan (oxygen of menggunakan) prosaic gymnastics. O2-giving panpa, hydrocarbon or tidak didegradase. Saturated oxidizing molecules (O2) are saturated with pendegradazione hydrocarbons (O2) and are bound to the oxygen atom and hydrocarbon teroxidase.
* Mechanism of degradation of aromatic hydrocarbons
Banyak compounda ini dibukan sebagai donar electron secara aerobics oleh Pseudomonas bacteria. Aromatic hydrocarbon degradase compound disandikan dalam plasmid atau chromosom oleh gen xy/E. The ini gene is responsible for the production of the products of the enzyme catechol 2,3-dioxygenase. The metabolism of the compounds is related to the ini composition. These two compounds are further degraded by the enzyme 2,3-dioxygenase, succinate, acetyl CoA and pyruvate.
b) Arthrobacter sp.
Pada kultur yang masih muda Arthrobacter beringut batang yang tidak teratur 0.8 - 1.2 x 1 - 8 micrometers. During the growth process, the segment looks like a cocus with a diameter of 0.6 - 1 micrometer. Gram-positive, tydak berspar, tydak suka asam, aerobic, chemoorganotrope. Memproduksi sedikt atau tidak sama sekali asam and gas yang yang belugadari dari glucose or other carbohydrates. Catalase is positive, the optimum temperature is 25-30°C.
c) Acinetobacter sp.
It has a shape of 0.9-1.6 micrometers and a diameter of 1.5-2.5 micrometers. Berbentuk bulat panjang pada stationary phase futsangnya. Bacteria begin to form spores. Write negative gram selnya adalah and paragraph. Ini bacteria are aerobic and are the final electronic metabolism of oxygen. 20-300C and 33-350C. Bersifate oxidase negative and catalase positive. Bacteria ini memeliki obedience untuk menggunakan rantai hydrocarbon sebagai sumber nutrisi, hego mampu meremidiasi tanah yang tercemar oleh minyak. Bacteria ini bisa menggunakan garam nitrite ammonia data without much nitrogen, akan tepi tidak memiliki inverhan yang signif. D-glucose adalah satu-batunya golongan hexase yan bisa diwanuda ole bakter ini, pentose D-ribose, D-xylose, L-arabinose juga bisa diwanuda sebagai sebagai carbon ole olebibu voltage given.
d) Bacillus sp.
Bacteria Umumnya ini merupakan microorganisms sel tunggal, bertangu batang pendek (biasanya rantai panjang). It has a size of 1.0-1.2 microns and a length of 3/5 microns. It is a gram-positive and aerobic bacterium. Maximum temperature 30-50oC, minimum 5-20oC, pH 4.3-9.3. Other bacteria have other bacteria such as minyak bumi, dimana bakteret ini menggunakan minyak bumi sebagai satu-batunya sumber karbon untuk prodatsa energi and fugatsunya. Because of concentration, bacteria have more than hydrocarbons. Janis Bacillus sp. Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Bacillus Laterospor are commonly used.
Selain dari golongan bakteriya, microbe hydrocarbon pendegradase juega dapat dokanta oleh fungus. Hydrocarbon fungi Pendegradase gyummente veloman dari from the genera Phanerochaete, Cunninghamella, Penicillium, Candida, Sporobolomyces, Cladosporium. Jamur dari shufra ini mendegradase polycyclic aromatic hydrocarbons. Fungi Phanerochaete chrysosporium mampu mendegradase varangal hydrophobic complex pencemar tanah yang persten. Polycyclic aromatic hydrocarbon enzyme ole Phanerochaete chrysosporium menggunakan lignin peroxidase. If H2O2 is present, the lignin peroxidase enzyme yang dikhasilkan akan menarik satu electron darı PAH yang selamantaya mulsinya compounda quinon yang merupakan hasil metabolasa. The benzene ring that has already been separated from the PAH is oxidized to become molecular molecules used by microbes as energy sources, such as CO2.
Also, fungi of the Deuteromycota group (Aspergillus niger, Penicillium glabrum, P. janthinellum, Zygomycete, Cunninghamella elegans), basidiomycetes (Crinipellis stipitaria) degrade polycyclic aromatic hydrocarbons. Cytochrome P-450 monooxygenase enzyme system pada mushroom ini memiliki kemiripan dengan sytem yang militudi mammals. Langkah-langkahnya yaitu tamamangana monophenol, diphenol, dihydrodiol and quinone and taktabi gugus yang larut air (misalnia sulfate, glucuronide, xyloside, glucoside). Senyawa ini merupakan hasil detoxikasi pada jamur and mammals.
2. Pensemaran Logam Berat
It is generally known that metal is a dangerous element on the surface of the earth, so it can be contaminated by metal in the environment. Logam berat specific pesalan in the environment, especially its accumulation in the food chain can cause soil, impact and air poisoning. Inorganic/mineral composition of Bahan pencemar misalya logam-logam berat seperti mercury (Hg), cadmium (Cd), timah hitam (pb), tembaga (Cu), timbal (Pb) and inorganic garam-garam. Bahan pencemar purapa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuhibianya melalui makanan and dapat tertimbun dalam organo-organ Tubuh. The microbe needs the metal as a structural function in the catalyst and as a receptor for donor electrons in energy metabolism.
The ability of microbes to interact with metal includes:
a. Mengikat ион logam янь ада ди мулиганга вечерний пада педава sel серта меня ке делам sel untuk bergeung fungsi sel. For example, the bacteria Thiobaccilus sp. Mampu menggunakan Fe dalam activase enzyme formate dehydrogenazy pada cytochrome.
b. Use of metal as an electron donor or acceptor in energy metabolism.
c. Mengikat logam sebagai cation pada pedusat sel yang bermuaatan negativ dalam proes yang called biosorpsis.
Dear Microbe zadana bahaya pollution Logam berat
Microbes reduce the risk of metal pollution, which can be done with the help of detoxification, biohydrometacurgy, bioleaching and bioaccumulation.
a. Detoxification (biopsy)
Mengubah ion logam berat янь BITать токсик медиай сумпанта янь BITать тикад токсик. Прозы ини гумменты хорошов Dalam kondisi anaerobic and used chemical compounds as electron acceptors.
b. Biography
Mengubah metal ion which is bound to an air-insoluble compound becomes an air-soluble compound.
c. biovychelachivanie
Microbe янь melarutkan logam berat дари сумпанта янь бигання Dalam бытука ион бебас. Usually the microbe produces a complex bond asam pelarut untuk beggarat ion logam darı. Прозы инибяня любимый между денг accumulation ion logam.
d. Bioaccumulation
The microbe interacts with the metal ion which is linked to the metabolic pathway.
Microbial interaction dengan logam di alam adalah immobilisasi logam darı fase larut mendiya tidak atau sedik larut sehato mudah ekedane.
tuthẹi kontoh microbe pendegradasi logam yaitu:
a) Enterobacter cloacae and Pseudomonas fluorescens can convert Cr(VI) to Cr(III) with the help of compound metabolism-senyawa hasil, misalnia sulfur, asam ascorbate, glutathione, cysteine, etc.
b) Desulfovibrio sp. முக்கு புர்கு புட்டியுத்துத்துத்தத்துத்து
c) Desulfuromonas acetoxidans is a type of anaerobic bacteria that uses sulfur as an electron acceptor for the oxidation of organic molecules capable of producing energy.
г) The persecuting bacteria are associated with Desulfotomaculum sp. By reducing sulfate, bacteria use sulfate as an energy source, as an electron acceptor, and use organic materials as a carbon source. Karbon tersebut selain perunas sebagai donator elektrona dalam metabolisenya juga merupakan bahan penyusun selnya.
L'adapun reaksis reducsis sulphat ole bakteriski ini adalah sebagai berikut.
e) The belerang bacteria, especially Thiobacillus ferroxidans banyak banyak pada logam-logam dalam benukan sulfida complex untuk prodatkan sulfate complex. Secara um reactionya adalah:
f) Microalgae contohnya Spirulina sp., merupakan salah satu jenis alga dengan sel tunggal yang pasamu dalam kelas Cyanophyceae. Sel Spirulina sp. bendrut cylindris, having dining sel tipis. This algae has a high ability to bind metal ions from the solution and absorb that metal because there are functional groups in the algae that can bind metal ions. Gugus fungsi tersebut especially gugus carboxyl, hydroxyl, amine, sulfudryl imadazole, sulfate and sulfonate yang dalam dalam dinding sel dalam cytoplasm.
7g) Candida sp in yeast Saccharomyces cerevisiae. dapat mengakumulasikan Pb dari dalam akumenti, Citrobacter and Rhizopus arrhizus memilikan kepeanan sampre uranium. The use of mycorrhizal fungi juga telah telah dapat dapat keke serapan logam and menghindarkan tanana dari yang yang yang logam berat.
Technician-technician involved in bioremediation of the terrestrial and aquatic environment
Pollutan dapat bespaar dengan mudah di lingungan terrestrial and aquatic. Namun dengan bantuan some microorganism yang telah telukan di atas, polutan tersebut dapat diremediasi.
Dafaen teknik yang berana dalam bioremediasi di lingungan terrestrial and aquatic adalah sebagai beringu.
to. Earth environment bioremediation technician
Lingkungan tokësor atau tanah apabila tercemar oleh polutan maka akan merusak lingkungan dhe mempengaruhi kehidupan mahluk hidup. Secara umum untuk menghilangkan polutan pada tanah tersebut, ada beberapa teknik bioremediasi yang digunakan, yaitu :
a. Composting
Pada teknik ini, bahan-bahan yang tercemar dicampur dengan bahan organik padat yang relatif mudah terombak, dan diletakkan membentuk suatu tumpukan. Bahan organik yang dicampurkan dapat berupa limbah pertanian, sampah organik, atau limbah gergajian. Untuk mempercepat perombakan kadang-kadang diberi pupuk N, P, atau nutrient anorganik lain. Bahan yang telah dicampur sering ditumpuk membentuk barisan yang memanjang, yang disebut “windrow”. Selain itu dapat juga ditempatkan dalam wadah yang besar atau luas dan diberi aerasi, khusus untuk bahan yang tercemari bahan kimia berbahaya. Aerasi diberikan melalui pengadukan secara mekanis atau menggunakan alat khusus untuk memberikan aerasi. Kelembaban bahan campuran tetap dijaga. Setelah diinkubasikan terjadi pertumbuhan mikroba, dan suhu tumpukan meningkat mencapai 50-600C. Meningkatnya suhu dapat meningkatkan perombakan bahan oleh mikroba. Metode composting telah digunakan misalnya untuk mengatasi tanah yang terkontaminasi klorofenol. Pada skala lapangan menunjukkan bahwa dengan metode ini dapat menurunkan konsentrasi bahan peledak TNT, RDX, dan HMX dalam sedimen yang tercemar oleh bahan-bahan tersebut.
b. Biopile
Teknik biopile merupakan pengembangan dari teknik pengomposan. Biopile merupakan salah satu teknik bioremediasi ex-situ yang dilakukan di permukaan tanah. Teknik ini juga disebut sebagai aerated compost pile. Oleh karena aerasi pada pengomposan terjadi secara alami, sedangkan pada biopile menggunakan pompa untuk menginjeksikan oksigen ke dalam tumpukan tanah tercemar yang diolah. Proses biodegradasi dipercepat dengan optimasi pasokan oksigen, pemberian nutrien dan mikroba serta pengaturan kelembaban. Biopile merupakan teknik penanggulangan lahan tercemar yang mirip dengan landfarning. Pada teknik landfarming, aerasi diberikan dengan cara membolak-baliktanah dengan cara dibajak, sedangkan pada biopile aerasi diberikan menggunakan peralatan. Pada biopile ada dua cara pemberian aerasi. Pertama dengan pompa penghisap untuk memasukkan oksigen dari udara ke lapisan tanah, dan yang ke-dua menggunakan blower untuk menginjeksikan udara ke dalam tanah. Secara umum dilakukan pencampuran bahan terlebih dahulu, kemudian diproses biopile dan hasil proses biopile dilakukan revegetasi.
Urutan proses biopile adalah : (1) Diberi aerasi menggunakan pipa-pipa, (2) Diberi mikroba pendegradasi bahan pencemar, (3) pH diatur dengan pemberian kapur, (4) Diberi tambahan nutrien NPK, (5) Diberi bulking agent untuk menggemburkan tanah (6) Diberi tanah pencampur untuk menurunkan kandungan bahan pencemar (7) Dari hasil uji dapat menurunkan TPH sampai dibawah 1% dalam waktu 1 bulan
c. Landfarming
Landfarming sering juga disebut dengan landtreatment atau landapplication. Cara ini merupakan salah satu teknik bioremediasi yang dilakukan di permukaan tanah. Prosesnya memerlukan kondisi aerob, dapat dilakukan secara in-situ maupun ex-situ. Landfarming merupakan teknik bioremediasi yang telah lama digunakan, dan banyak digunakan karena tekniknya sederhana. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini, yaitu kondisi lingkungan, sarana, pelaksanaan, sasaran dan biaya. Kondisi lingkungan, kondisi tanah yang tercemar, pencemar, dan kemungkinan pelaksanaan teknik landfarming. Untuk tanah tercemar, tanah hendaknya memiliki konduktivitas hidrolik sedang seperti lanau (loam) atau lanau kelempungan (loamy clay). Apabila diterapkan pada tanah lempung dengan kandungan clay lebih dari 70% akan sulit dilaksanakan. Hal ini disebabkan sifat lempung yang mudah mengeras apabila terkena air. Kegiatan landfarming dapat dilakukan secara ex-situ maupun in-situ. Namun bila letak tanah tercemar jauh diatas muka air (water table) maka landfarming dapat dilakukan secara in-situ. pencemar yang tersusun atas bahan yang mempunyai penguapan rendah masih sesuai untuk ditangani secara labdfarming. Bahan pencemar yang mudah menguap tidak cocok menggunakan teknik ini karena dilakukan secara terbuka. Sebaiknya kandungan TPH dibawah 10%.
Kemungkinan pelaksanaannya apabila tersedia lahan, alat berat untuk menggali dan meratakan tanah, serta kondisi lingkungan yang mendukung. Apabila ini dipenuhi, maka memungkinkan untuk diterapkan teknik landfarming secara ex-situ. Kondisi lingkungan; iklim di lingkungan tempat kegiatan landfarming sangat mempengaruhi proses. Panas yang terik dapat mengakibatkan tanah cepat mengering, maka kelembaban harus selalu dijaga dengan penyiraman. Sebaliknya pada musim hujan, tanah menjadi terlalu jenuh air, sehingga menghambat biodegradasi pencemar karena aerasi terhambat.
Sarana yang harus disediakan adalah lahan pengolah, pengendali limpahan air, pengendali resapan, dan sarana pemantau. Lahan pengolah untuk menampung tanah tercemar dan tempat pengolahan landfarming dilaksanakan. Pengendali limpahan air, terutama berfungsi saat musim hujan, untuk menjaga kemungkinan terjadinya pencemaran baru akibat limpahan air tercampur polutan. Pengendali resapan terletak di dasar lahan pengolah, biasanya berupa lapisan clay yang dipadatkan sampai bersifat kedap air (liner). Pengendali yang lebih baik adalah lapisan plastik geomembran HDPE (High Density Polyethylene). Sarana pemantau berupa alat pemantau gas, udara, cuaca, air tanah dan sebagainya.
Apabila dilaksanakan secara ex-situ, tanah tercemar yang diambil dari lokasi yang tercemar dibersihkan terlebih dahulu dari batu-batu dan bahan lain. Selanjutnya tanah dicampur dengan nutrien dan pHnya diatur. Penambahan nutrient juga disebut biostimulation. Pada jenis tanah tertentu, perlu ditambahkan bahan penyangga berupa serbuk gergaji, kompos, atau bahan organik lain untuk meningkatkan porositas dan konduktivitas hidrolik. Setelah tercampur, tanah ditebarkan di lahan pengolah. Hamparan tanah selalu dijaga kelembabannya agar kandungan air kurang lebih 15%. Secara periodik, lapisan tanah dibajak agar tanah mendapat aerasi yang cukup. Penambahan O2 juga disebut bioventing. Apabila diperlukan pada periode tertentu, juga diberi nutrisi agar proses biodegradasi cepat berlangsung. Selain penambahan nutrien dan O2, juga dapat ditambah inokulum mikroba. Nutrien umumnya adalah pupuk NPK/urea dan sumber karbon yang mudah didegradasi. Dari hasil uji dapat menurunkan TPH sampai 49% Selama kegiatan landfarming, secara periodik dilakukan monitoring untuk mengamati kandungan pencemar, aktivitas mikroba, dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Dari data hasil monitoring dapat diketahui waktu penyelesaian proses landfarming.
Salah satu pencemaran yang dapat terjadi pada tanah adalah pencemaran minyak bumi. Minyak yang merembes ke dalam tanah dapat menyebabkan tertutupnya suplai oksigen dan meracuni mikroorganisme tanah sehingga mengakibatkan kematian mikroorganisme tersebut. Tumpahan minyak di lingkungan dapat mencemari tanah hingga ke daerah sub-surface dan lapisan aquifer air tanah. Pengolahan limbah minyak bumi dapat dilakukan menggunakan teknik bioremediasi eks-situ. Pada teknik ini, lapisan dasar lahan harus disiapkan agar mencegah terjadinya infiltrasi. Penyiapan lapisan dasar harus menggunakan lapisan tanah liat dan geomembran serta dilengkapi sistem drainase. Limbah yang keluar dari tempat bioremediasi harus ditampung untuk kemudian diolah sebagai limbah cair.
Tahapan bioremediasi minyak bumi pada tanah adalah sebagai berikut.
a) Penyiapan lokasi
Lapisan tanah dipadatkan dengan ketebalan minimal 60 cm dan permeabilitas K< 10-7 m/detik atau jenis lapisan sintetis lain yang mempunyai karakteristik sama. Selanjutnya dilapisi dengan geomembran dengan ketebalan 1,5-2,0 mm, lapisan gravel 30 cm, dan penutup sementara.
b) Tahap bioremediasi
Limbah minyak bumi yang diolah, maksimal mengandung minyak 20% berat. Kemudian dicampur dengan tanah bulking agent sampai rata. Perbandingan antara materi pencampur (tan
0 Response to "B I O R E M E D I A S I"
Posting Komentar